FAJAR.CO.ID, YOGYAKARTA – Ketua Bidang Pangan Organisasi Aksi Sosial Era Kabinet Indonesia Maju (Oase-KIM), Ayunsri Yasin Limpo mendorong masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan lahan sempit pekarangan rumah sebagai lahan produktif yang bisa menghasilkan nilai gizi sehat bersumber sayur dan buah-buahan.
Menurut Ayunsri, sumber pangan sehat bisa didapat secara mudah melalui penerapan konsep pertanian terintegrasi dan berkelanjutan. Untuk tanaman sayur misalnya, masyarakat bisa memanfaatkan pot atau polybag sebagai media tanam serta menabur kotoran hewan ternak sebagai media pupuk.
“Pangan sehat itu sangat penting untuk menyehatkan keluarga kita. Karena itu masyrakat harus mulai menanam pangan dengan memanfaatkan halaman atau pekarangan rumah,” ujar Ayunsri dalam keterangan yang diterima Fajar.co.id, Jum’at (3/2/2023).
Ayunsri mengatakan, sektor pertanian merupakan program prioritas di tubuh organisasi Oase KIM karena berkaitan dengan kebutuhan vital masyarakat Indonesia. Pertanian juga menjadi perhatian khusus Presiden Ibu Negara, Iriana Jokowi sebagai Pembina dan Ketua Komite.
“Bidang pangan ini menjadi program prioritas Oase KIM karena berkaitan dengan banyak hal. Termasuk kehidupan manusia. Karena itu kita terus mendorong pangan dalam skala sedang dan rumah tangga. Alhamdulillah kemarin kami juga sudah melakukan tanam 1000 pohon yang didukung semua Ibu di 34 provinsi,” katanya.
Kepala BSIP Yogyakarta, Soeharsono mengatakan saat ini pemerintah terus mendorong pertanian di lahan perkotaan. Salah satunya dengan menerapkan sistem smart farm yang tidak memerlukan banyak tenaga manusia karena semua sudah terkontrol dengan tombol.
“Pengembangan pekarangan perkotaan itu nanti bisa menjadi sebuah model pertanian bersandar modern. Jadi ke depan itu tidak banyak membutuhkan tenaga karena semua sudah terkontrol dengan smart farming termasuk sistem pengairannya,” katanya.
Menurut Soeharsono, pembuatan smart farming juga tergolong mudah karena hanya menggunakan media tanam biasa. Hanya saja, kata dia, diperlukan kemauan dan mengerjakan pembuatan dara dan prasaranya.
“Nah kami di Yogyakarta mencoba menerapkan teknologi pengelolaan dan sempit utamanya berbagai hidroponik itu nanti punya sebuah efisiensi yang standar dan bisa memproduksi secara kontinu,” jelasnya. (Pram/Fajar)