FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Wakil Ketua Bidang Logistik dan Transportasi Asosiasi Pengusaha Indonesia Sulawesi Selatan (Apindo Sulsel) Syaifuddin Syahrudi mengatakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berdampak pada naiknya harga bahan pokok.
“Jadi saya yakin, BBM ini akan mempengaruhi harga bahan pokok. Dan yang paling terbebani adalah masyarakat,” tutur Syaifuddin saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk ‘Kenaikan BBM, Solusi atau Inflasi’, di Redaksi Fajar, Makassar, Selasa (30/8/2022).
Ia menuturkan, jika BBM naik, biaya transportasi naik, ketika biaya transportasi naik, spare parts dan biaya maintenance akan naik.
Menurutnya, dengan naiknya harga BBM akan ada beban baru. Dengan adanya beban baru, akan menambah beban lain. Dan dampaknya pasti banyak.
“Sekarang kan sudah mulai naik. Ini sangat berat buat kita. Belum lagi kebutuhan hidup masyarakat,” ucap Syaifuddin.
Walaupun begitu, menurutnya segala keputusan ada pada pemerintah. Namun ia mengatakan, tidak ada salahnya untuk berkeluh kesah.
Apa yang dikatakan Syarifuddin selaras dengan survei gang dirilis Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA). Survei yang bertajuk Outlook Kebijakan Ekonomi Energi Dalam Negeri Tahun 2022 ini menyebutkan, mayoritas publik menolak kenaikan harga BBM, alasannya dipengaruhi oleh kekhawatiran akan kenaikan harga bahan pokok.
“Umumnya publik menolak kebijakan kenaikan harga BBM Subsidi khususnya Pertalite dan Solar, ternyata dipengaruhi oleh kekhawatiran akan kenaikan harga bahan pokok sebanyak 27,95 persen,” jelas Direktur Eksekutif CISA, Herry Mendrofa, pada Selasa (30/8/2022).
Selain alasan kekhawatiran naiknya harga BBM, beberapa kalangan menganggap harga BBM subsidi Pertalite dan Solar tidak perlu naik karena mendukung kesejahteraan sebanyak. Alasan ini dengan angka survei 12,26 persen.
“Angka kemiskinan akan meningkat sebesar 10,01 persen, kondisi ekonomi belum pulih sebanyak 6,43 persen, pembangunan nasional terganggu 4,63 persen, alasan lainnya 1,94 persen, serta bisnis UMKM dan industri lain akan terganggu 1,64 persen,” tandas Herry.
(Arya/Fajar)