FAJAR.CO.ID, JAKARTA–Aktivis Kolaborasi Warga Jakarta (KWJ) Andi Sinulingga menyoroti bendera Merah-Putih yang gagal berkibar pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) di Pemkot Solo, Stadiun Sriwedari (17/8).
Gagalnya pengibaran Merah-Putih terjadi lantaran pengait tali di tiang bendera putus, ini menyebabkan isak tangis beberapa peserta upacara, baik di lapangan maupun tribun.
Meskipun dalam kondisi sulit, tak menghalangi pengibar bendera mengambil inisiatif, ketiganya membentangkan Merah-Putih dengan tangan mereka.
Andi Sinulingga menyinggung jika hal tersebut terjadi di Ibu Kota, apalagi di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Bayangkan kalau ini terjadi di DKI, gak ngebayang gimana para bolhok itu berisiknya,” ungkapnya yang dikutip dari Twitter @AndiSinulingga, Kamis (18/8).
Andi menyebutkan bahwa Indonesia bukan sebatas atribusi, seperti benderanya yaitu Merah-Putih, namun perlilaku yang terlihat dari rakyatnya.
“NKRI itu bukan sebatas atribusi, tapi prilaku yg tampak. Bolhok tiap saat sibuk serang praktek2 keagamaan simbolik & politis, tapi kelakuan sama saja, NKRI dipolitisasi,” bebernya.
Gagalnya pengibaran bendera di Pemkot Solo di bawah naungan Walikota Gibran Rakabumung Raka tidak menjadi permasalahan, namun jika terjadi di Jakarta maka akan berbeda.
“Kalo aku perhatikan sih komentar disini tidak mempermasalahkan putusnya tali bendera. Tapi pada ngebayangin kalo ini terjadi di DKI di TL para buzzer pasti serentak keluar dengan narasi yang sama,” cuit akun Twitter @War***.(wartaekonomi/fajar)